Minggu, 08 Mei 2011

Nuklir Bukan Pilihan Energi Indonesia

"Kita harus mengurangi kecanduan energi fosil, tapi tidak serta merta menggunakan nuklir,"

Indonesia sepertinya masih akan lama merambah penggunaan energi nuklir sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil. Pasalnya, energi alternatif lainya yang tergantikan masih tersedia berlimpah di tanah air.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada konferensi pers usai KTT ASEAN, di Jakarta, Minggu, 8 Mei 2011. Dia mengatakan bahwa energi nuklir adalah sebuah energi yang harus disiapkan dengan matang dan terencana jika memang akan dijadikan sebuah pilihan.

"Tentunya semua pihak mesti memahami betul plus dan minus penggunaan energi nuklir, dengan demikian manakala itu menjadi pilihan semua harus siap," ujar SBY.

SBY mengatakan bahwa beberapa negara memang menjadikan energi nuklir sebagai energi alternatif yang dijadikan sebagai solusi jangka panjang. Indonesia sendiri, tambah dia, belum akan menggunakan energi nuklir dan mencoba beberapa energi alternatif lainnya.

"Kami masih memilih sumber energi lain, diantaranya alternatif lain seperti tenaga surya, air dan panas bumi," jelas SBY.

Untuk energi alternatif bioenergy, SBY mengatakan Indonesia masih mempertimbangkannya dengan matang. Dia mengatakan bahwa pemanfaatan bioenergy yang berlimpah akan dapat berakibat buruk pada ketahanan pangan.

Dengan banyaknya energi alternatif yang bisa dipilih, energi nuklir masih menjadi pilihan terakhir, bahkan mungkin belum akan dipilih. "Kita harus mengurangi kecanduan energi fosil, tapi tidak harus serta merta menggunakan nuklir," ujarnya.

Masalah keselamatan nuklir juga mengemuka di dalam pembahasan pada KTT ASEAN ke 18 saat ini. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerangka keamanan nuklir global. Dalam hal ini, ASEAN akan bekerja sama dengan badan nuklir PBB, IAEA, dan Jaringan Keamanan Nuklir ASEAN (ANSN).

Pada chairman statement, para kepala negara ASEAN juga menyampaikan solidaritasnya dan belasungkawanya atas insiden nuklir di Fukushima, Jepang, pasca gempa bumi dan tsunami Maret lalu.

"Kami menyampaikan simpati dan solidaritas dengan Jepang terkait insiden Fukushima dan mencatat adanya potensi efek trans-perbatasan," tulis chairman statement KTT ASEAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar