Rabu, 04 Mei 2011

Hujan Asam Bukan Karena PLN


ILUSTRASI PLN

        Ledakan di instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, sempat memicu beredarnya kabar bohong, yaitu hujan asam bakal menerjang wilayah searah barat daya Jepang sampai 5.000 kilometer. Kabar bohong teratasi, kekhawatiran lain muncul, yaitu hujan asam menjadi bayang- bayang dilema penutupan PLTN.
        Hujan asam adalah hujan dengan keasaman tinggi. Sekilas sama dengan hujan biasa. Yang membedakan, tingginya kandungan asam pada air hujan asam dapat merusak kulit, mematikan tumbuhan, dan menyebabkan logam-logam cepat berkarat. Secara ekstrem, akumulasi asam tinggi di alam bisa memusnahkan seluruh spesies di sebuah danau.
          Ada dua penyebab utama hujan asam, yaitu alami dan ulah manusia. Salah satu penyebab alami adalah letusan gunung berapi. Sementara ulah manusia terkait penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak di dunia industri (pabrik), kendaraan bermotor, hingga pembangkit listrik. Penjelasannya, hasil pembakaran energi fosil akan menjadi polutan bagi atmosfer. Komposisi polutannya membawa sifat asam yang meliputi asam sulfat, asam nitrat, atau klorida. Letusan gunung berapi misalnya, yang menimbulkan berbagai komposisi asam di atmosfer. Penggunaan pupuk pertanian juga menimbulkan asam, tetapi persentasenya berbeda-beda. Berbagai komposisi asam itu penyebab utama pengendapan asam di atmosfer. Secara teknis, pengendapan asam dari atmosfer ke permukaan bumi tak hanya melalui air hujan, tetapi juga melalui salju, kabut, embun, dan aerosol. Hujan asam biasanya memiliki perbandingan 62 persen asam sulfat, 32 persen asam nitrat, dan 6 persen asam klorida.

Bukan dari PLTN
        Menurut Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman, hujan asam tidak mungkin terjadi akibat proses reaksi nuklir. Hujan asam juga kecil kemungkinannya akibat ledakan hidrogen di instalasi PLTN Fukushima. Oleh karena itu, As Natio memastikan bahwa hujan asam sebagai dampak ledakan di instalasi PLTN Fukushima—seperti yang banyak beredar selama ini—sebagai kabar bohong. Ia menduga, informasi hujan asam berkembang pascatindakan darurat pekerja PLTN Fukushima saat mendinginkan reaktor nuklir menggunakan zat boron, yang menghasilkan asam borat. "Asam borat tidak menyebabkan hujan asam. Asam borat justru baik untuk kulit sehingga banyak digunakan di industri kosmetik," katanya.
           Ahli nuklir Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sihana, mengatakan, tidak ada hujan asam yang ditimbulkan dari proses reaksi nuklir. Ledakan dan kebakaran di PLTN Fukushima akibat suhu tinggi dan ledakan hidrogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar