Senin, 23 Mei 2011

Ada Bumi ke 2!! Planet Gliese 581d Dipastikan Layak Huni


Planet Gliese 581 d

Gliese 581d, sebuah planet bebatuan raksasa yang mengitari sebuah bintang red dwarf (bintang dengan massa lebih rendah dibanding Matahari dan bersuhu di bawah 4000 derajat Kelvin) dikonfirmasi sebagai planet pertama yang memenuhi persyaratan mampu menampung kehidupan.

Planet yang berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi ini merupakan salah satu tetangga terdekat planet kita. Ia diperkirakan bersuhu cukup hangat dan cukup basah untuk menumbuh kembangkan kehidupan serupa yang dimiliki planet Bumi.

Gliese 581d mengorbit di zona Goldilocks (kawasan di mana kehidupan dimungkinkan terbentuk) milik bintang Gliese 581. Seperti diketahui, di Goldilocks zone, temperatur tidak terlalu panas sehingga menyebabkan air mendidih ataupun tidak terlalu dingin hingga membuatnya membeku namun  berada di suhu yang tepat agar air tetap dalam bentuk cair.

“Dengan atmosfir yang padat akan karbon dioksida, yang merupakan skenario paling memungkinkan untuk planet berukuran raksasa, iklim di Gliese 581d stabil dan cukup hangat untuk memiliki samudera, awan, dan curah hujan,” kata peneliti National Centre for Scientific Research (CNRS).

Dikutip dari Daily Galaxy, 19 Mei 2011, menurut penelitian yang dipublikasikan diAstrophysical Journal Letters, Gliese 581d memiliki massa setidaknya 7 kali lipat dibanding Bumi berukuran sekitar 2 kali lipat planet Bumi.

Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g, setelah diketahui bahwa planet tersebut memiliki massa serupa dengan massa Bumi dan juga berada di dekat zona Goldilocks.

Pertamakali ditemukan pada tahun 2007, Gliese 581d awalnya tidak masuk kandidat sebagai tempat untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Salah satu alasannya adalah ia hanya mendapat sepertiga radiasi Matahari seperti yang didapat Bumi dan kemungkinan ‘tidally locked’ atau hanya satu sisi yang selalu menghadap mataharinya dan punya siang dan malam hari permanen.

Akan tetapi, pemodelan terbaru yang dibuat oleh Robin Wordsworth, Francois Forget, dan rekan-rekan ilmuwan CNRS lainnya menunjukkan hasil yang mengejutkan. Atmosfir planet itu mampu menyimpan panas berkat padatnya gas CO2 dan dihangatkan oleh cahaya dari bintangnya.

“Secara keseluruhan, temperatur di sana memungkinkan air cair hadir di permukaan planet itu,” kata peneliti. “Massa planet yang besar juga berarti gravitasi di permukaannya kurang lebih dua kali lipat dibanding gravitasi Bumi,” ucapnya.

Akan tetapi, tidak begitu saja peneliti bisa mengirimkan astronot ke planet itu. Dari Bumi, pesawat ruang angkasa yang mampu terbang dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk tiba di sana. Sayangnya, teknologi roket yang sudah dimiliki umat manusia saat ini baru bisa mengantarkan kita ke Gliese 581d dalam waktu 300 ribu tahun.

Kabar Gembira, Lubang Ozon Mengecil



Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan bukti yang meyakinkan bahwa lubang raksasa akibat polusi kimia di lapisan ozon terus menyusut. Artinya, kebijakan Protokol Montreal yang diterapkan sejak 22 tahun lalu menuai hasil.

Pada protokol yang ditandatangani tahun 1989 disepakati penggunaan chlorofluorocarbons(CFC), bahan beracun yang biasa digunakan pada penyejuk udara dan lemari es tidak boleh lagi digunakan.

Dari penelitian, pelarangan itu telah membantu planet Bumi memulihkan sebagian lapisan ozon pelindungnya.

Sebagai informasi, lubang ozon bukanlah benar-benar lubang, melainkan sebuah kawasan di atas kutub di mana lapisan ozon yang umumnya memiliki kandungan molekul O3 setebal sekitar 24 kilometer tergerus menjadi sangat tipis. Padahal, lapisan ini merupakan pelindung planet Bumi dari radiasi sinar Matahari.

Bukti-bukti bahwa lapisan ozon, khususnya di kawasan kutub selatan kembali menebal merupakan kabar gembira bagi kehidupan di dunia. Pasalnya, lapisan ozon mampu menyerap hingga 99 persen sinar ultraviolet frekuensi tinggi hingga Bumi bisa dihuni makhluk hidup.

Sebelum ini, ilmuwan pakar atmosfir menemukan bahwa jumlah CFC yang menyebabkan penipisan ozon di startosfir (salah satu lapisan di ketinggian antara 8 sampai 50 kilometer) di atas kutub utara, terus menurun.

Peneliti memperkirakan penurunan jumlah CFC berpotensi meningkatkan ketebalan lapisan ozon di kawasan itu. Namun selama ini peneliti belum bisa memastikannya. Salah satu alasannya, ketebalan lapisan ozon berfluktuasi secara dramatis dari musim ke musim. Sehingga besarnya lubang ozon sulit dilakukan.

Kini, sekelompok peneliti lingkungan yang diketuai Murry Salby, dari Macquarie University, Sydney, Australia, berhasil menemukan penyebab terjadinya fluktuasi ketebalan ozon. Dengan menghilangkan fluktuasi itu dari data yang dikumpulkan, peneliti bisa menghasilkan data perubahan sistematik pada lapisan ozon kutub selatan.

Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters, peneliti mengalkulasi, kini lubang ozon di atas kutub selatan telah menyusut hingga 15 persen dibandingkan pada saat lubang ozon mencapai titik maksimalnya di tahun 1990-an.

“Temuan ini merupakan bukti yang dihasilkan dari penelitian yang meyakinkan seputar pulihnya lapisan ozon,” kata Adrian McDonald, ilmuwan pakar atmosfir dari University of Canterbury, Christchurch, Selandia Baru, seperti dikutip dari LifeLittleMysteries, 20 Mei 2011.

McDonald menyebutkan, temuan ini merupakan contoh di mana jika signifikansi data-data statistik cukup tinggi, Anda bisa melihat pola dengan lebih jelas dan  bisa meyakini data tersebut.

Apa Jadinya Jika Benua Tak Terpecah?


Peta pergerakan lempeng di seluruh dunia (Physorg)


Sekitar 300 hingga 200 juta tahun silam, tujuh benua yang ada sekarang ini berasal dari sebuah benua sangat luas. Benua itu disebut 'Pangea'. Beberapa bagian dariPangea itu lalu terangkat akibat pergerakan kerak bumi. Lalu terpecah-pecah menjadi patahan atau sekarang kita kenal lempeng tektonik.

Sejumlah benua terlihat saling berpasangan antara satu dengan lainnya. Seperti permainan puzzle yang pas jika dipasangkan. Misalnya, kawasan pantai timur Amerika Selatan, bentuknya cocok jika dipasangkan dengan pantai barat Afrika.

Apa jadinya jika benua itu tidak terpecah dan berpisah satu dengan lainnya? Tentu banyak hal akan terjadi. Tapi yang hampir pasti, dunia ini akan miskin perbedaan. Kurang beragam alias homogen. Baik tumbuhan, binatang, termasuk manusia.

Teori yang kni masih diyakini banyak orang adalah nenek moyang spesies makhluk saat ini terbentuk karena isolasi geografis. Karena 'keterbatasan' akibat isolasi itu, secara perlahan tapi pasti mengalami perubahan. Berevolusi menjadi sifat, dan bentuk baru setelah melewati tantangan alam.
Coba kita perhatikan, sebagai contoh, pulau Madagaskar yang sekarang berada di timur Afrika. Pulau luas ini adalah pecahan dari Pangea bagian selatan pada 160 juta tahun yang lalu.

Menurut Conservation International, di pulau itu, sekitar sembilan dari sepuluh jenis tumbuhan dan mamalia yang hidup, berevolusi dan tidak ditemukan di pulau manapun di atas planet ini.

Profesor ilmu bumi dari Universitas Ohio, Damian Nance, mengatakan jika Pangea tak terpecah, maka kondisi kehidupan di benua itu akan sangat panas dan gersang. "Karena ukuran Pangea sangat luas, awan basah akan hilang sebelum mencapai jarak yang jauh," kata Nance seperti dikutip VIVAnews.com dari lifelittlesciencemysteries.com, Jumat 20 Mei 2011.

Pangea yang belum terpecah itu, bergerak menjauhi kutub akibat rotasi bumi. Sehingga, benua itu terpusat di sekitar ekuator, bagian planet paling panas. Pada iklim seperti itulah, reptil dapat hidup dengan baik. Misalnya dinosaurus, hidup dengan baik saat benua masih menyatu secara luas.

Rabu, 11 Mei 2011

Ditemukan, Angin Perusak Galaksi


Hembusan angin merampas gas molekular yang dibutuhkan untuk membentuk bintang baru.

Observatorium infra merah luar angkasa Herschel milik European Space Agency (ESA) telah mendeteksi pergerakan angin yang terdiri dari molekul gas yang mengalir pergi dari galaksi.

Angin yang sudah dipantau selama bertahun-tahun ini diduga memiliki kekuatan yang cukup untuk memusnahkan galaksi yang terdiri dari gas dan menghentikan pembentukan bintang sejak dini.

Angin yang dideteksi Herschel tersebut sangat luar biasa. Sebagian bertiup sangat kencang, dengan kecepatan lebih dari 1.000 kilometer per detik. Angin ini 10 ribu kali lebih cepat dibandingkan dengan badai yang berhembus di Bumi.

“Ini kali pertama aliran gas molekular seperti itu bisa diamati dengan jelas dalam sebuah galaksi,” kata Echard Sturm, peneliti dari Max-Planck Institut, yang mengetuai penelitian, seperti dikutip dari Daily Galaxy, Rabu 11 Mei 2011.

Temuan ini, kata Sturm, merupakan hal yang penting karena bintang terbentuk dari gas molekular. Sementara aliran angin ini mencuri bahan-bahan milik galaksi yang dibutuhkan untuk membuat bintang baru. “Jika hembusannya cukup kuat, mereka bahkan bisa menghentikan total pembentukan bintang,” ucapnya.

“Dengan Herschel, kini kita bisa mempelajari apa pengaruh hembusan angin ini terhadap evolusi galaksi,” sebut Sturm.

Dari penelitian, disimpulkan bahwa hingga 1.200 kali lipat massa Matahari kita hilang setiap tahunnya akibat hembusan angin dahsyat tersebut. Jumlah itu sama dengan terkurasnya persediaan gas milik galaksi untuk membentuk bintang antara satu sampai 100 juta tahun ke depan. Padahal, gangguan terhadap pembentukan bintang memiliki efek buruk pada galaksi tersebut.

Angin ini sendiri bisa jadi disebabkan oleh pengeluaran partikel dan cahaya yang sangat intens dari sebuah bintang baru atau bisa juga oleh gelombang kejut yang berasal dari ledakan bintang tua. Alternatif lain, angin bisa dipicu oleh radiasi yang diakibatkan oleh zat-zat yang berputar kencang di sekitar lubang hitam, di tengah-tengah galaksi.

Aduh, Pemanasan Global Ganggu Koneksi Internet

Akses Internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi lain menghadapi ancaman terkait pemanasan global kecuali sejumlah tindakan diambil untuk melindungi mereka dari temperatur yang terus meningkat serta cuaca yang semakin memburuk.

Menurut Caroline Spelman, Menteri Negara Lingkungan Hidup Inggris, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Adapun hujan badai bisa mempengaruhi kehandalan perangkat dalam menangkap sinyal. Musim dingin yang lebih basah juga akan menyebabkan longsor, merusak tiang pancang, serta kabel bawah tanah.

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan hanya negara maju yang mengalami dampak lebih parah. Di negara berkembang sendiri, risiko lebih besar yang dihadapi akibat perubahan iklim hanyalah banjir, musim kemarau, serta kenaikan permukaan air.

“Jika perubahan iklim mengancam kualitas sinyal atau Anda tidak mendapatkan sinyal karena terjadi fluktuasi ekstrim pada temperatur, maka Anda akan mengalami kerugian. Ini sangat mendesak untuk kita atasi,” kata Spelman, dikutip dari Guardian, Rabu 11 Mei 2011.

“Bayangkan jika di saat kondisi darurat, koneksi internet ataupun telekomunikasi ternyata terputus,” ucap Spelman.

Spelman menyebutkan, dari laporan yang disusun, disimpulkan bahwa infrastruktur, mulai dari jalan dan rel kereta, dari sumber pasokan listrik sampai ke sumber pasokan air, harus dibuat lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Lebih detail, laporan itu menyimpulkan, jaringan kabel listrik harus diperkuat untuk mencegah kerusakan, jalan harus dilapisi dengan pelindung permukaan agar aspal tidak meleleh, serta jalur kereta harus dibuat lebih tahan panas agar tidak melengkung.

Pemerintah sendiri, sebut Spelman, mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada telekomunikasi tidak dipahami dengan baik. Namun laporan yang disusun menunjukkan sejumlah risiko potensial. Selain dampak terhadap jangkauan dan kehandalan, temperatur yang lebih hangat serta badai yang lebih intens berpotensi menyebabkan infrastruktur komunikasi mengalami kebanjiran atau rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang.

Pada laporan, peneliti juga memperkirakan bahwa perubahan pada pertumbuhan pepohonan bisa mempengaruhi bagaimana gelombang radio bergerak.

Selasa, 10 Mei 2011

Hah Satu Hari Kini Tinggal 23 Jam????

Richard Gross, peneliti dari Jet Propulsion Laboratory, NASA menyusun model penghitungan kompleks untuk mengalkulasikan secara teoritis, bagaimana gempa bumi di Jepang, yang merupakan gempa terbesar kelima sejak tahun 1900, memengaruhi rotasi Bumi.

Memanfaatkan data dari United States Geological Survey, hasil perhitungan mengindikasikan adanya perubahan distribusi massa Bumi. Gempa Jepang telah membuat Bumi berputar sedikit lebih cepat, dan memperpendek waktu dalam satu hari hingga 1,8 mikrodetik atau sepersejuta detik.

Kalkulasi yang dibuat juga menunjukkan bahwa poros Bumi bergerak sekitar 17 centimeter ke arah bujur timur. Perubahan poros ini akan membuat pergerakan Bumi sedikit berbeda. Namun itu tidak mempengaruhi posisi Bumi di ruang angkasa karena hanya kekuatan eksternal seperti gravitasi Matahari, Bulan, dan planet-planet yang mampu mengubah itu.

Seputar semakin singkatnya waktu dalam satu hari yang sudah tidak mencapai 24 jam, sebagai gambaran, akibat gempa dengan magnitude 8,8 yang terjadi tahun lalu di Chile, waktu dalam satu hari telah dipangkas sebesar 1,26 mikrodetik dan menggeser poros Bumi sekitar 8 cm.

Padahal, menggunakan kalkulasi serupa yang dilakukan setelah gempa dengan magnitude 9,1 yang menghantam Aceh tahun 2004 lalu, waktu dalam satu hari sudah berkurang sebesar 6,8 mikrodetik akibat bergesernya poros dan bentuk Bumi sekitar 7 cm.

“Rotasi Bumi terus berubah, dan tidak hanya disebabkan oleh gempa, namun juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti angin di atmosfer dan arus samudera,” kata Gross, seperti dikutip dari Science Daily, 10 Mei 2011. “Bagaimana gempa memengaruhi rotasi Bumi tergantung pada skala, lokasi, dan bagaimana gempa terjadi,” ucapnya.

Gross menyebutkan, dalam kurun satu tahun, waktu dalam satu hari bisa bertambah dan juga berkurang sekitar satu milidetik atau 550 kali lebih besar dibanding akibat gempa Jepang. Demikian pula dengan lempeng Bumi yang bisa bergeser sekitar 1 meter dalam satu tahun akibat berbagai gempa.

“Secara teori, apapun yang mampu meredistribusi massa Bumi akan mengubah rotasi planet Bumi,” kata Gross. “Namun demikian, perubahan rotasi dan poros Bumi seharusnya tidak memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Perubahan ini sangat alami dan terjadi kapan saja. Orang-orang tidak perlu khawatir,” ucapnya.

Meski telah membuat penghitungan, kalkulasi yang dibuat Gross, baik untuk rotasi dan poros Bumi, hasilnya kemungkinan akan masih berubah dengan munculnya data-data baru yang lebih akurat seputar fenomena yang terjadi di Bumi.

Perbandingan Danau di Bumi dan Titan


Meski memiliki nama dan ukuran yang kurang lebih sama, danau Ontario di kawasan benua Amerika Utara, planet Bumi memiliki perbedaan dengan danau Ontario Lacus di Titan, bulan milik planet Jupiter.
Jika Ontario menampung air, Ontario Lacus yang ukurannya sebesar 15 ribu kilometer persegi - sedikit lebih kecil dibanding danau Ontario - menampung methana, ethana, dan propana.

Danau Ontario juga mengundang banyak wisatawan yang ingin berjemur menikmati sinar matahari yang hangat, sedangkan danau Ontario Lacus, berhubung jaraknya sekitar 10 kali lebih jauh dari Matahari, memiliki suhu yang sangat dingin, yakni sekitar minus 143 derajat Celcius.

Yang menarik, baik Ontario Lacus dan Ontario memiliki kesamaan meski kedua danau terpisah dengan jarak sekitar 1,2 miliar kilometer. Persamaan itu adalah ketinggian permukaan cairan di kedua danau berubah sejalan dengan pergantian musim.

Dari pantauan satelit Cassini, dalam kurun waktu antara Juni 2005 hingga Juli 2009, garis pantai Ontario Lacus telah surut hingga 9,6 kilometer. Diperkirakan, kedalaman danau ini juga telah berkurang hingga 1 meter per tahun.

Wah tahun 2030 Sampah Di Luar Angkasa Naik 3 Kali Lipat!


Kini kawasan diantara ketinggian 700 metersampai 1300 kilometer terdapat jutaaan puing-puing berukuran 

mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa meter.



Dalam sebuah konferensi, William Shelton, pimpinan US Air Force Space Command mengungkapkan kekhawatirannya seputar bertambahnya jumlah sampah luar angkasa buatan manusia.

“Angkanya terus meningkat. Sekarang ini sudah lebih dari 50 negara yang terlibat dalam eksplorasi ruang angkasa,” kata Shelton, seperti dikutip dari Space, 10 Mei 2011. “Saat ini, lebih dari 20 ribu benda tak terpakai berada di ruang angkasa,” ucapnya.

Saat ini, kata Shelton, pihaknya terus memantau secara rutin pertumbuhan sampah-sampah ruang angkasa. “Melihat tren pertumbuhannya, diperkirakan angka itu akan naik tiga kali lipat pada tahun 2030,” ucapnya. “Padahal, kemungkinan jumlah sampah itu 10 kali lebih banyak karena sensor yang kami punya saat ini tidak mampu melacak seluruh sampah yang ada,” ucap Shelton.

Yang mengerikan, sebut Shelton, benda-benda yang menjadi sampah tersebut sangat berbahaya. “Mereka bisa merusak sistem luar angkasa militer, sistem luar angkasa sipil, satelit komersial, dan lain-lain,” ucapnya. “Tak ada yang kebal dari ancaman yang ada di orbit saat ini,” kata Shelton.

Menurut Marshall Kaplan, pakar puing-puing ruang angkasa dari Space Department, Johns Hopkins University, sampah luar angkasa yang berada di orbit rendah bumi telah terakumulasi sejak 50 tahun belakangan. Penambahan terakhir adalah, sisa-sisa pengujian Anti-Satellite (ASAT) milik China pada tahun 2007.

“Satu uji coba ini telah meningkatkan jumlah objek puing-puing sekitar 35 persen,” kata Kaplan. “Parahnya, lokasinya berada di ketinggian 865 kilometer, kawasan terpadat di mana satelit umumnya mengorbit,” ucapnya.

Kasus lain, pada Februari 2009, satelit Iridium 33, satelit komunikasi milik AS bertabrakan dengan Cosmos, pesawat ruang angkasa Russia yang sudah tidak terpakai, di ketinggian yang serupa dengan uji coba ASAT milik China. Akibatnya, pecahan puing-puing makin berserakan.

“Hasil dari peluncuran satelit selama 50 tahun terakhir serta dua kejadian tersebut, kini kawasan di antara ketinggian 700 kilometer sampai 1300 kilometer terdapat jutaaan puing-puing berukuran mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa meter,” ucap Kaplan.

Sayangnya, kata Kaplan, pertumbuhan jumlah sampah ini tidak bisa dibalik. Upaya pembersihan ruang angkasa akan menjadi terlalu mahal. “Saat ini tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak punya dana yang cukup, teknologinya belum ada, dan belum ada kerjasama. Tidak ada yang ingin membiayai upaya itu,” ucap Kaplan.

Kaplan menambahkan, pembersihan luar angkasa merupakan ‘industri yang terus tumbuh’ namun tidak ada yang ingin mengerjakan. “Selain itu, secara politik, itu juga tidak menguntungkan,” ucapnya.

COD (Chemical Oxygen Demand)

COD / Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah oksigen (dalam mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oksiditing agent). Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih.
à
CaHbOc + CrO72- + H+                          ∆E        CO2 + H2O + Cr3+
 Zat organik                    Ag2SO4

Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan ada unsur chlorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkury sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut. Chlorida dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium bikromat sesuai dengan reaksi berikut ini :
      6Cl- + Cr2O72- + 14 H+ à 3 Cl2 + 2Cr3+ + 7H2O

Teknologi Membran

Proses Proses membran adalah teknik penurunan konsentrasi  dengan cara pemisahan ion-ion tanpa menggunakan panas. Partikel dipisahkan dengan menggunakan tekanan dan desain khusus membran semipermiabel. Beberapa penerapan proses membran, antara lain :

Ø  Pemisahan protein untuk memproduksi dadih.
Ø  Pemisahan kandungan susu untuk memproduksi keju.
Ø  Proses pengendapan jus apel dan anggur.
Ø  Pengolahan limbah dan kemungkinan daur ulang produk pada pengolahan minyak, lemak, kentang dan ikan.
Ø  Pengendapan dan pemisahan pada proses fermentasi kaldu.

Membran merupakan suatu fase yang bekerja sebagai rintangan yang selektif terhadap aliran molekul atau ion yang terdapat dalam cairan atau uap yang berhubungan dengan kedua sisinya. Metode pemisahan dengan proses membran bias dikatakan masih baru. Filtrasi dengan membrane belum diakui sebagai pemisahan secara teknis sangat bagus sampai dua puluh lima tahun yang lalu. Tetapi sekarang, proses membran digunakan dalam aplikasi yang sangat luas dan dapat dipastikan penggunaannya akan semakin meningkat di massa yang akan dating. Dari sudut pandang ekonomi saat ini kita berada diantara perkembangan proses membrane generasi pertama dan membrane generasi kedua. 
 

Karakteristik Membran Penukar Ion

Karakteristik membran penukar ion yang diperlukan dalam menunjang transport ion adalah :

a.       Selektifitas tinggi
Selektifitas adalah perbandingan antara counter ion dengan jumlah total yang melewati membrane. Bila nilai selektifitas (a) mencapai satu artinya membrane hanya melewatkan counter ion saja. Derajat selektifitas bergantung pada konsentrasi fixed ion dalam membrane.
b.      Permeabilitas
Permeabilitas adalah ukuran kemudahan ion untuk berpindah dari satu larutan ke larutan yang lain secara difusi melewati membran penukar ion.
c.       Resistesi elektrik yang rendah
Resistensi elektrik adalah hambatan yang dialami oleh aliran arus listrik akibat berkurangnya konsentrasi ion sebagai medium penghantar listrik.
d.      Kestabilan mekanik yang tinggi
Kapasitas pemekaran membrane menentukan kestabilan mekanik membran dan berpengaruh terhadap selektifitas, resistensi listrik dan permeabilitas.
e.       Kestabilan thermal yang tinggi
Membrane penukar ion harus tahan bila dioperasikan pada rentang temperature yang luas. Karakteristik membrane penukar ion ditentukan oleh dua parameter yaitu nmatriks polimer pembentuk membrane dan konsentrasi serta jenis fixed ion.
f.       Kestabilan kimia yang tinggi dan membrane kimia yang tinggi
Membrane penukar ion harus stabil pada rentang pH 0-14 dan tahan terhadap kehadiran oksidator yang mungkin dapat merusak struktur membrane tersebut.

Senin, 09 Mei 2011

Pekan Ini, Suhu Capai 46 Derajat Celcius


Meski temperatur tercatat cukup ekstrim, suhu tersebut belum memecahkan catatan rekor temperatur sebelumnya. 

United Nations World Meteorological Organization (UNWMO), lembaga khusus PBB yang bertugas untuk memantau cuaca dan iklim melaporkan, pada pekan ini, suhu terpanas di Bumi sempat mencapai 46 derajat Celcius. Adapun suhu terdingin mencapai minus 69,1 derajat.

Sebagai informasi, UNWMO, yang membuat standarisasi untuk pemantauan cuaca dan menyediakan jaringan telekomunikasi global untuk distribusi data, mengumpulkan data lebih dari 10 ribu stasiun pengamat cuaca di seluruh dunia.

Dikutip dari Earth Week, Senin 9 Mei 2011, temperatur tertinggi pekan ini yang mencapai 114,8 derajat fahrenheit atau 46 derajat celcius terjadi di Birni-N’Konni, Nigeria.

Adapun suhu terdingin, yakni mencapai minus 92,4 derajat fahrenheit atau minus 69,1 derajat celcius, terjadi di Amundsen-Scott, stasiun pemantau di kutub selatan.

Meski suhu di kedua tempat tersebut tercatat cukup ekstrim, suhu terpanas dan terdingin tersebut belum memecahkan rekor temperatur tertinggi dan terendah sebelumnya.

Menurut data yang dirilis oleh World Meteorological Organization dan dirangkum oleh Arizona State University, suhu terpanas yang pernah terjadi di Bumi adalah pada 13 September 1922 di El Azizia, Libya. Ketika itu suhu di kawasan yang berada pada ketinggain 112 meter di atas permukaan laut itu tercatat mencapai 136 derajat fahrenheit atau 57,8 derajat celcius.

Suhu terdingin yang pernah melanda kawasan di Bumi sendiri terjadi pada 21 Juli 1983 di kawasan Vostok, Antartika. Suhu kawasan yang berada di ketinggian 3420 meter di atas permukaan laut itu sempat mencapai minus 128,5 derajat fahrenheit atau minus 89,2 derajat celcius.

Mahasiswa di Tengah Kecamuk Zaman

TAMPAKNYA perjalanan bangsa Indonesia makin hari hanya kian buram saja. Indonesia yang berpenduduk lebih dari 227,65 juta jiwa, sampai kini masih mengalami krisis disparitas berkepanjangan yang tak terelakkan. Tak hanya dalam sistem kabinet negara, tetapi juga dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Begitu banyak komponen bangsa saling hujat. Pemerintah satu menghujat pemerintah yang lain. Masyarakat pun turut andil menghujat pemerintah, dengan dalih etos kerja pemerintah makin buruk dan tidak becus mengemban amanat pemerintahan.

Kekuasaan negara memang selalu mempunyai dua kemungkinan raut wajah berbeda, memesona dan atau menakutkan. Memesona karena kekuasaan negara dipandang dan sekaligus disepakati memegang wewenang sebagai institusi yang menjaga dan mendistribusikan secara adil kebutuhan dan kepentingan setiap individu di masyarakat. Menakutkan karena sering mudah jatuh dalam praktik pelampiasan dengan segala cara demi kepentingan segelintir elite.

Ironis, Indonesia yang terdiri atas beragam etnik, linguistik, dan agama seakan-akan begitu sulit mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia secara utuh. Terperangkap dalam labirin yang mengkristal dalam situasi hyperreality of politics. Itulah ruang yang sarat kebohongan terencana, kepalsuan citra, pemutarbalikan fakta dan disinformasi. Tak ayal, bangsa ini hanya jadi santapan empuk  bagi negara adidaya.

Upaya bangkit dari krisis peradaban dan keterpurukan menjadi cita-cita bersama yang begitu diidam-idamkan. Tentu itu tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Semua lapisan masyarakat sepatutnya ikut andil dalam penyegaran dan pembaruan kondisi saat ini, khususnya peran aktif mahasiswa yang menjadi tonggak kemajuan bangsa.
Agen Perubahan Mahasiswa sebagai pemegang predikat tertinggi bagi orang yang masih mengais pengetahuan mempunyai peran signifikan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hingga detik ini, gerakan mahasiswa masih menjadi garda terdepan untuk mencapai perubahan, baik dalam masalah ekonomi, sosial, politik pemerintahan, maupun pendidikan.

Dalam sejarah, pergerakan mahasiswa telah melakukan banyak perubahan penting di berbagai sektor kehidupan. Yang masih lekat dalam ingatan adalah tumbangnya rezim Orde Baru. Saat itu, gerakan mahasiswa menjadi ikon penting yang menggawangi proses perubahan.

Ya, sepak terjang mahasiswa dalam menanggapi pelbagai problem di negeri ini begitu dibutuhkan. Mahasiswa dituntut sadar akan tujuan awal pendidikan yang digeluti, yang tak lain untuk mengembangkan peradaban. Mereka dituntut peka terhadap pelbagai permasalahan dan mampu memecahkan permasalahan.

Di pundak mahasiswalah nasib rakyat dan bangsa ini dipertaruhkan. Kedudukan mahasiswa di tengah kecamuk zaman kembali diuji; seberapa tegar mereka menghadapi keadaan? Kini, saatnya mahasiswa membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi problem yang mengakar demi menciptakan perubahan lebih baik pada masa depan. Pada konteks inilah, kedudukan mahasiswa akan terlihat je-las: layak atau tidak mendapat predikat sebagai agen perubahan sosial. (51)

- Dito Alif Pratama, mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang

Menjadi Profesional

PERSEPSI masyarakat tentang sosok mahasiswa sering berlebih. Mahasiswa dianggap berstrata lebih tinggi, dengan jalan hidup jelas, dan berakhir dengan kesuksesan. Kenyataannya, tak semua seperti itu.

Mahasiswa juga dianggap agen perubahan. Karena itu, masyarakat menunggu aktualisasi peran mahasiswa. Masyarakat menganggap mahasiswa agen perubahan jika mereka menerapkan gagasan dan tak sekadar omong kosong.

Jadi profesional dapat menjadi jalan untuk menunjukkan mahasiswa tak hanya bisa bicara. Profesional di bidang masing-masing. Sikap total dalam berusaha dan tak setengah-setengah bekerja merupakan wujud bakti mahasiswa. Bukan cuma untuk masyarakat, melainkan juga bangsa dan negara.

Menggunakan kemampuan intelektual secara maksimal, lalu berupaya menerapkan gagasan secara total merupakan sikap profesional sebagai mahasiswa. Totalitas itu harus dijaga dengan tak melalaikan tugas kuliah.
Mahasiswa tak bisa mengkritik tatanan di masyarakat, sementara mereka melalaikan tugas kuliah. Jangan sampai mahasiswa hanya mengkritik, tetapi tak bisa melakoni peran dengan baik.

Bersikap profesional sebagai mahasiswa juga diwujudkan dengan menjaga moral. Degradasi moral di kalangan mahasiswa dapat menurunkan kepercayaan masyarakat. Mereka kerap dianggap hanya bisa bicara. Moral yang baik dapat meyakinkan masyarakat bahwa mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sekadar teori.

Kiprah itu hendaknya ditunjukkan bukan hanya ketika masih mahasiswa. Namun juga setelah lulus dan bekerja. Jangan sampai bersikap idealis ketika masih jadi mahasiswa, lantas asal-asalan setelah lulus. Tak salah jadi profesional kapan saja dan di mana saja. Sebab, jadi profesional adalah pembuktian.

Awas, Radiasi pada Makanan

LEDAKAN reaktor nuklir Fukushima tak hanya membuat rakyat Jepang ketakutan. Masyarakat di negara tetangga Jepang pun cemas. Pasalnya, efek radiasi berdampak buruk terhadap kesehatan. Apalagi radiasi diduga telah menyebar ke bahan makanan.

Dari sejumlah pemberitaan diketahui, level radiasi di sekitar lokasi ledakan telah berada di atas ambang batas normal. Konsekuensi yang mungkin muncul, dampak negatif terhadap tubuh manusia.

Pertanyaannya, apakah radiasi nuklir itu serta-merta mengontaminasi makanan, terutama yang dikemas dan beredar ke berbagai negara? Apakah produk makanan kemasan yang terkena radiasi aman dikonsumsi?
Jaminan Keamanan

Sejumlah produk makanan segar, seperti susu, sayuran, buah-buahan, dan air minum yang bisa langsung dikonsumsi yang diproduksi tak jauh dari reaktor nuklir memang dilaporkan tercemar radiasi di atas ambang batas. Jika dikonsumsi manusia, zat itu akan terdeposit dalam tubuh.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 21 Maret menyebutkan, jenis zat radioaktif yang banyak terdeteksi dalam berbagai produk pangan di sekitar PLTN Fukushima Daiichi adalah iodine alias yodium (I) dan cesium (Cs). Kadar iodine yang ditemukan melebihi batas aman yang disyaratkan dalam bahan pangan, sedangkan kadar cesium masih di bawah batas aman.

Tingkat bahaya pangan yang terkontaminasi zat radioaktif sangat ditentukan oleh jenis zat radioaktif. Itu berkait dengan waktu paruh setiap jenis zat radioaktif. Iodine-131 memiliki waktu paruh delapan hari. Konsentrasi iodine menjadi separuh dari konsentrasi awal delapan hari setelah kontaminasi. Pengurangan konsentrasi terus berlangsung hingga konsentrasi zat radioaktif sangat sedikit.

Waktu paruh iodine yang kecil membuat zat itu tak terlalu lama berada di alam dalam konsentrasi yang membahayakan. Kondisi sebaliknya terjadi pada cesium-137 yang memiliki waktu paruh 30 tahun.

Jika pangan yang terkontaminasi zat radioaktif dikonsumsi manusia, paparan zat radioaktif dalam tubuh bertambah. Sebenarnya secara alami tubuh manusia mengandung zat radioaktif dan terpapar banyak radiasi, baik dari alam maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makin besar paparan zat radioaktif kian besar peluang kemunculan radikal bebas yang memicu kanker. Iodine menyerang kelenjar tiroid, sedangkan cesium mengendap di jaringan lunak tubuh.

Anak-anak paling rentan paparan iodine karena fungsi tubuh mereka belum sempurna. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menetapkan batas aman paparan zat radioaktif bagi masyarakat umum adalah 1 mSv (milisieverts) per tahun. Bagi pekerja reaktor, dosis bisa ditingkatkan hingga 20 mSv per tahun. Dalam kondisi darurat nuklir, dosis bagi pekerja reaktor bisa dinaikkan hingga 50 mSv. Untuk menjaga agar tubuh tak terpapar zat radioaktif berlebihan, sertifikat bebas zat radioaktif bagi makanan yang masuk ke Indonesia mutlak diberlakukan.

Pangan Iradiasi

Paparan zat radioaktif dalam bahan pangan memang harus dikhawatirkan. Namun kekhawatiran serupa tak perlu dialamatkan ke pengawetan pangan dengan iradiasi (food irradiation). Josephson (“An Historical Review of Food Irradiation” dalam Journal of Food Safety, 1983) menyebutkan iradiasi merupakan teknik pengolahan pangan agar lebih tahan lama dengan membunuh mikroba yang membuat makanan cepat rusak. Proses iradiasi dilakukan dengan menyinari produk pangan dengan sinar gamma di atas 10 kGy (kilogrey) sudah berlangsung pada produk pangan kemasan.

Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Batan, Zainal Abidin, mengemukakan bahan makanan yang diiradiasi dengan dosis sampai 10 Gy (Gray) aman dikonsumsi, tanpa perlu uji toksikologi. Sebab, proses iradiasi tak menambahkan zat radioaktif dalam makanan. Hanya menyinari untuk membunuh jamur, kapang, atau aneka bakteri. “Teknik pengawetan iradiasi lebih bagus dibandingkan pengawetan dengan pemanasan yang bisa merusak zat gizi di dalamnya,” ujar Zainal Abidin.

Untuk membasmi atau mengurangi mikroorganisme dikenal istilah DM, yaitu dosis iradiasi untuk mengeliminisi 90% kandungan mikroorganisme awal. Contoh, untuk membasmi 90% spora Bacillus spp — mikroorganisme aerob yang paling tahan radiasi — dengan DM = 10 diperlukan 2,61 kGy. DM = 10 adalah dosis yang dibutuhkan untuk mengeliminasi 90% kandungan mikroorganisme tertentu.

Contoh lain, untuk membasmi 90% Clostridium Botulium (penyebab keracunan pada makanan kaleng) butuh dosis 4,0 kGy. Namun untuk mencegah keracunan perlu 48,0 kGy.

Iradiasi juga sering dipakai mengaktifkan enzim yang tak dikehendaki. Sebab, enzim tertentu bisa menyebabkan perubahan warna kecokelatan pada sayuran dan buah. Enzim itu lebih tahan iradiasi ketimbang botulium. Untuk itu perlu dosis 50,0 kGy.

Mengawetkan telur iradiasi sebetulnya kurang praktis. Soalnya, putih telur rusak pada dosis 6,0 kGy. Padahal, dosis itu belum cukup mensterilkan telur yang mengandung bakteri pembentuk spora.
Namun secara keseluruhan, jika teknologi iradiasi diterapkan secara benar sangat bermanfaat dan aman dalam pengawetan bahan makanan.

Dosis Iradiasi

Ukuran dosis iradiasi produk bermacam-macam. Selain Gray (Gy) yang lebih populer, dikenal pula rad, yaitu ukuran energi yang diserap bahan pangan. Satu Gy setara 100 rad. Satu rad setara 1,08 X 10-17 Joule energi yang diserap setiap gram bahan yang menerima iradiasi pengion.

Satuan lain adalah rontgen, yakni energi radiasi yang diterima selama satu jam dari 1 gr sumber iradiasi unsur radium pada jarak 1 yard atau setara 1,08 X 10-8 Joule/cm3 udara kering. Sebenarnya dosis iradiasi tergantung pada tujuan, jumlah, sifat, dan jenis produk pangan, serta jenis mikroorganisme yang harus dibasmi. Untuk sterilisasi digunakan teknik redapertisasi, yaitu semua kuman (kecuali spora bacillus dan virus yang kebal) dibasmi. Misalnya, dosis untuk rempah-rempah antara 10 dan 20 kGy, jika mikroorganisme awal 107 setiap gram.

Berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 626/1987, dan lampiran telah direvisi Nomor 152/Menkes/SK/II/1995 dan UU Pangan Nomor 7 Tahun 1996, pemberian dosis maksimal iradiasi untuk rempah-rempah kering 10 kGy.

Untuk mencegah atau menghambat pertunasan atau pertumbuhan serangga (mikroorganisme) diperlukan 0,08-0,15 kGy. Desinfeksi serangga cukup dengan dosis 0,25-0,78 kGy, sedangkan menurunkan kandungan mikroba butuh 0,50-10,3 kGy. Pemberian 1,0 kGy pada biji-bijian bisa mencegah pertumbuhan serangga. Namun untuk mengurangi sebagian mikroorganisme sehingga makanan lebih awet, dipakai teknik radiasi. Itu memerlukan dosis 4,0-7,5 kGy.

Dalam perkembangan, metode penyinaran (iradiasi) produk pangan melebar pada obat-obatan (sediaan farmasi) serta kosmetik, baik dengan zat radioaktif maupun akselerator, untuk mencegah pembusukan, kerusakan, dan membebaskan bahan dari jasad renik patogen. (51)

Pelajar Indonesia Kembali Raih Mendali Emas


Di ajang International Chemistry Olympiade (IChO) atau Olmpiade Kimia Internasional di Tokyo, Jepang, 15-27 Juli 2010 kemarin, Indonesia meraih 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.


Pelajar Indonesia terus menunjukkan konsistensinya mengharumkan nama bangsa di dunia. Pada ajang Olimpiade Fisika Tingkat Asia atau Asian Physics Olympiad di Tel Aviv, Israel, 1-9 Mei 2011, pelajar Indonesia menyumbangkan satu medali emas dan duahonorable mention. Medali emas diraih Evan Laksono (SMAK IPEKA Tomang, Jakarta). Adapunhonorable mention dipersembahkan Erwin Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan) dan Limiardi Eka (SMAK Penabur Gading Serpong, Tangerang).

Hendra Kwee, pemimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Minggu (8/5/2011), mengatakan, peserta Asian Physics Olympiad (APhO) tahun ini berasal dari 16 negara. Indonesia termasuk enam negara yang berhasil mendapatkan medali emas bersama China, Taiwan, Israel, Rusia, dan Hongkong.
Awalnya, APhO diprakarsai Profesor Yohanes Surya tahun 2000. Indonesia selalu meraih emas sejak APhO 2005 hingga pelaksanaan tahun ke-12 kali ini. Tim Indonesia di APhO tahun ini dipimpin tiga dosen dari STKIP Surya, yaitu Dr Hendra Kwee, Dr Zainul Abidin dan Dr Herry Kwee, yang merupakan alumnus TOFI.

Alumnus TOFI 2010, Kevin Soedyatmiko dari SMAN 12 Jakarta, juga membantu sebagai salah satu anggota staf pada tim tahun ini. Kelima siswa dan tim pemimpin dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Selasa (10/5/2011).

Hendra mengatakan, mulai tahun ini keikutsertaan pelajar Indonesia ke APhO tidak mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Keberangkatan tim didukung Prof Yohanes Surya lewat Surya Institute dan STKIP Surya. Sebelumnya, pelajar Indonesia yang dikirim ke APhO adalah yang dipersiapkan untuk berkompetisi di ajang Olimpiade Fisika Internasional.

"Dengan kebijakan pemerintah yang berubah, kami belum tahu apakah siswa yang berprestasi di APhO akan diikutkan ke tingkat internasional. Kami harapkan, ada kesempatan itu," kata Hendra.

Mineral Tertua di Tata Surya Ditemukan



Meteorit berusia 4,5 juta tahun yang ditemukan di Afrika mengandung salah satu mineral tertua di tata surya. Mineral itu dinamai Krotite berdasarkan nama Alexander N Krot, ahli kimia kosmos yang berkontribusi besar dalam menerangkan proses awal pembentukan tata surya.

Anthony Kampf, kurator Mineral Sciences at the Natural History Museum of Los Angeles County, mengungkapkan, "Ini adalah satu mineral yang belum pernah diketahui sebelumnya hingga kami menemukannya di sini. Sangat dramatis."

Krotite ditemukan di sebuah meteorit bernama NWA 1934 CV3 carbonaceous chondrite. Menurut ilmuwan, chondrite merupakan meteorit primitif sisa pembentukan planet. Sebagian besar meteorit yang ditemukan di dekat Bumi masuk dalam jenis ini.

Krotite terdiri dari unsur kalsium, aluminium, dan oksigen. Krotite terbentuk pada suhu 1.500 derajat celsius. Mineral itu diperkirakan terbentuk kala nebula terkondensasi dan planet terbentuk. Melihat temperatur pembentukannya, Kritite diperkirakan merupakan mineral tertua di tata surya.

Untuk menemukan mineral itu, ilmuwan menelaah butir meteorit berukuran 4 mm yang disebut "telur retak" karena penampakannya. Selain Krotite, ilmuwan memperkirakan masih ada mineral baru lainnya dalam sampel yang sama.

Pemimpin penelitian, Chi Ma, dari Caltech, mengatakan, "Meteorit ini sepertinya berasal dari asteroid di wilayah sabuk asteroid." Ia mengatakan, mempelajari mineral dalam meteorit itu bisa membantu memahami proses terbentuknya tata surya.

Penemuan mineral baru ini dipublikasikan dalam jurnal American Mineralogist edisi Mei-Juni tahun ini. Ilmuwan memperkirakan bahwa dalam sampel yang sama masih ada 8 mineral lain yang bisa ditemukan.

Minggu, 08 Mei 2011

Nuklir Bukan Pilihan Energi Indonesia

"Kita harus mengurangi kecanduan energi fosil, tapi tidak serta merta menggunakan nuklir,"

Indonesia sepertinya masih akan lama merambah penggunaan energi nuklir sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil. Pasalnya, energi alternatif lainya yang tergantikan masih tersedia berlimpah di tanah air.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada konferensi pers usai KTT ASEAN, di Jakarta, Minggu, 8 Mei 2011. Dia mengatakan bahwa energi nuklir adalah sebuah energi yang harus disiapkan dengan matang dan terencana jika memang akan dijadikan sebuah pilihan.

"Tentunya semua pihak mesti memahami betul plus dan minus penggunaan energi nuklir, dengan demikian manakala itu menjadi pilihan semua harus siap," ujar SBY.

SBY mengatakan bahwa beberapa negara memang menjadikan energi nuklir sebagai energi alternatif yang dijadikan sebagai solusi jangka panjang. Indonesia sendiri, tambah dia, belum akan menggunakan energi nuklir dan mencoba beberapa energi alternatif lainnya.

"Kami masih memilih sumber energi lain, diantaranya alternatif lain seperti tenaga surya, air dan panas bumi," jelas SBY.

Untuk energi alternatif bioenergy, SBY mengatakan Indonesia masih mempertimbangkannya dengan matang. Dia mengatakan bahwa pemanfaatan bioenergy yang berlimpah akan dapat berakibat buruk pada ketahanan pangan.

Dengan banyaknya energi alternatif yang bisa dipilih, energi nuklir masih menjadi pilihan terakhir, bahkan mungkin belum akan dipilih. "Kita harus mengurangi kecanduan energi fosil, tapi tidak harus serta merta menggunakan nuklir," ujarnya.

Masalah keselamatan nuklir juga mengemuka di dalam pembahasan pada KTT ASEAN ke 18 saat ini. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerangka keamanan nuklir global. Dalam hal ini, ASEAN akan bekerja sama dengan badan nuklir PBB, IAEA, dan Jaringan Keamanan Nuklir ASEAN (ANSN).

Pada chairman statement, para kepala negara ASEAN juga menyampaikan solidaritasnya dan belasungkawanya atas insiden nuklir di Fukushima, Jepang, pasca gempa bumi dan tsunami Maret lalu.

"Kami menyampaikan simpati dan solidaritas dengan Jepang terkait insiden Fukushima dan mencatat adanya potensi efek trans-perbatasan," tulis chairman statement KTT ASEAN.

Keamanan Facebook dan Android Masih Lemah


Dunia internet dan smartphone merupakan bidang yang sangat kencang pertumbuhannya beberapa waktu terakhir. Di dunia internet, social media dengan Facebook sebagai pemimpin kini menyedot lebih dari 80 persen pengguna internet. Artinya, kini, selera pengguna internet sudah berubah. Pengguna internet kini lebih banyak menghabiskan waktunya di social media untuk berinteraksi. Mereka mungkin masih mencari berita atau referensi, tetapi jumlahnya mungkin saja sudah sangat berkurang karena referensi dan berita bisa juga diperoleh melalui social media.
Di bidang gadget, kemajuan smartphone terutama yang ber-OS Android telah mengubah peta persaingan dan mengaduk-aduk vendor yang sudah eksis sebelumnya. Nokia, Apple, dan RIM kini harus rela OS buatan mereka dilampaui oleh Android Google. Bahkan, karena merasa terlalu jauh tertinggal, Nokia meninggalkan OS mereka sendiri dan bergabung ke Microsoft.
Kemajuan yang dicapai oleh Facebook dan Android tersebut tentu punya dua sisi, positif dan negatif. Positif bagi Facebook, kini anggotanya sudah lebih dari 600 juta orang. Negatifnya, tingkat keamanan Facebook justru makin dipertanyakan. Demikian juga Android, dari berbagai sistem operasi smartphone, tampaknya Android merupakan OS yang paling mudah diserang dan disusupi program jahat, termasuk di toko aplikasinya.
Untuk memastikan bahwa Facebook dan Android paling tidak aman, kita bisa melihat sebuah laporan analisis keamanan yang dilakukan AVG baru-baru ini untuk kuartal I tahun 2011. Menurut AVG, kampanye jahat (malicious campaigns) di Facebook meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Untuk Android, AVG menyatakan bahwa user mengalami peningkatan risiko penting terkait dengan sifat Android yang open source dan pendekatan open garden yang diterapkan, di mana memungkinkan pengguna menginstal perangkat lunak pada smartphone mereka sehingga membuka pintu bagi hacker membuat kode berbahaya. Selain itu, adanya fragmentasi dalam paltform Android (seperti Donut, Eclair, dan Gingerbread) juga tidak membantu menjadikan Android lebih aman.
Untuk Facebook, AVG memberikan catatan bahwa popularitas Facebook memiliki harga, yaitu Facebook dijadikan sasaran untuk melakukan kejahatan internet. Karena bisa menjangkau 600 juta pengguna, Facebook menjadi sasaran menarik bagi penjahat cyber. Hal ini terkait dengan popularitas penjahat cyber itu sendiri, yang bila sukses melakukan kejahatan di Facebook berarti bisa menaklukkan 600 juta orang lebih. Selain itu, adanya kepercayaan terhadap teman yang tinggi di Facebook, misalnya dalam kasus URL pendek beberapa waktu lalu, jika seorang teman sudah mengklik URL tersebut, teman yang lain akan percaya dan ikut mengklik sehingga membuat penjahat cyber lebih mudah melakukan kejahatan cyber yang sukses.
AVG menunjukkan 42 persen malware yang terdeteksi di Facebook berasal dari aplikasi pihak ketiga. Menurut AVG, pengguna Facebook sering tergoda untuk mengikuti beberapa survei (padahal ini jebakan) yang bila diikuti dijanjikan kesempatan untuk menonton video tertentu yang kebanyakan adalah video porno. Ada juga halaman survei di Facebook yang berisi click jackingyang tidak diketahui di mana tombol "Like"-nya sehingga bila pengguna mengklik mouse tanpa sengaja di halaman tersebut, wall-nya akan dipenuhi oleh pesan-pesan atau update status otomatis yang sering vulgar sehingga membuat malu pengguna atau bisa menyebarkan kepada temannya yang juga mengklik halaman survei tersebut.
Tidak itu saja, keamanan di Facebook sudah menjadi bahan diskusi yang sangat lama. Sebagai bukti betapa lemahnya keamanan situs ini adalah saat halaman fans CEO Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, dibobol hacker beberapa waktu lalu. Selain itu, juga kasus URL pendek, URL video yang meminta pengguna mengklik untuk melihat video porno Lindsay Loohan, dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan bahwa walaupun telah berusaha membuat situs ini aman, penjahat cyberternyata lebih pintar dan tetap bisa melakukan kejahatannya.
Untuk meminimalisasi gangguan keamanan di Facebook, Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini.
1. Selalu menggunakan https, bukan http biasa karena lebih mudah disusupi program jahat,hackermalware, dan sejenisnya. Untuk mengubah http menjadi https, klik Account Setting, lalu klik Account Security, kemudian centang kedua kotak yang tersedia.
2. Pakailah aplikasi pihak ketiga sesedikit mungkin. Aplikasi pihak ketiga merupakan sumber utama serangan terhadap akun Facebook. Hati-hatilah menggunakan aplikasi, kalau sudah selesai menggunakan satu aplikasi tertentu, segera hapus aplikasi tersebut dari daftar aplikasi yang dipakai.
3. Hati-hati terhadap URL yang terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Kata-kata berlebihan, janji yang cukup muluk yang mengiringi satu URL tertentu, biasanya merupakan malware atau virus yang menyusup di Facebook. Hindari untuk mengklik URL seperti ini.
4. Jangan melakukan chat jika tidak terlalu memaksa. Kalau bisa, gunakan saja YM, jangan chat di Facebook karena melalui chat juga banyak ditemukan program jahat yang merusak akun di Facebook. Tentu kehati-hatian pengguna merupakan hal yang utama. Jika pengguna tidak berhati-hati dalam menggunakan akun di Facebook, usaha Facebook meningkatkan keamanan akan sia-sia.

Wah, Hutan Aceh Diagunkan Broker Asing

Carbon Conservation, perusahaan broker karbon asal Australia, menjadikan hutan Aceh sebagai agunan. Perjanjian kerja sama pemasaran dan penjualan karbon kredit hutan Aceh dengan Pemerintah Aceh dijadikan aset dalam bertransaksi saham dengan East Asia Minerals Corporation, perusahaan tambang emas Kanada yang telah mengeksplorasi emas di hutan Aceh.


Demikian diungkapkan Koordinator Nasional Greenomics Indonesia, Vanda Mutia Dewi, dalam siaran persnya, Kamis (5/5/2011). Menurut Vanda, informasi tersebut didapat dari siaran pers yang diterbitkan East Asia Minerals Corporation tertanggal 3 Mei 2011 (waktu Kanada).  

"East Asia Minerals Corporation, yang tercatat pada Toronto Stock Exchange, menyatakan bahwa mereka akan membayar tunai sebesar 500.000 dollar AS serta menerbitkan 2,5 juta lembar saham untuk Carbon Conservation," kata Vanda.

Dalam perjanjiannya dengan Pemerintah Aceh pada Juli 2008 lalu, Carbon Conservation mendapatkan hak eksklusif dalam pemasaran dan penjualan karbon kredit hutan Aceh pada Blok Ulu Masen seluas 700.000 hektar.

Dengan adanya transaksi dengan East Asia Minerals Corporation tersebut, kata Vanda, Carbon Conservation secara jelas telah menjadikan hutan Aceh seperti agunan yang digadaikan melalui suatu skema transaksi saham.  

Di satu sisi, East Asia Minerals Corporation punya kepentingan bisnis tambang emas di hutan Aceh (Miwah Project). Di sisi lain, Carbon Conservation memiliki hak eksklusif dari Gubernur Aceh untuk menjual dan memasarkan karbon kredit dari 700.000 hektar hutan Aceh pada blok hutan Ulu Masen.
"Mengapa hutan Aceh dijadikan aset oleh Carbon Conservation untuk mendapat dana dari transaksi saham dengan East Asia Minerals Corporation? Ini jelas mengandung konflik kepentingan," ujar Vanda.  
Dengan kata lain, Carbon Conservation telah menyalahgunakan perjanjian kerjasamanya dengan Pemerintah Provinsi Aceh. Karena itu, transaksi saham itu harus ditolak mentah-mentah. Menurut Vanda, motif transaksi tersebut sangat jelas untuk kepentingan bisnis East Asia Minerals Corporation dan Carbon Conservation. Buktinya, pernyataan dari East Asia Minerals Corporation dalam siaran persnya yang menyebutkan pelaku bisnis perhiasan skala besar melakukan boikot terhadap emas yang diambil dari praktik pertambangan yang tidak ramah lingkungan, atau mengambil emas dari kawasan-kawasan yang sensitif secara lingkungan.  

"Hutan Aceh, terutama kawasan hutan lindungnya, tergolong kawasan-kawasan yang sensitif secara lingkungan. Perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi Aceh dan Carbon Conservation telah dijadikan tameng operasi tambang East Asia Minerals Corporation melalui transaksi saham antara kedua perusahaan itu," jelas Vanda. Greenomics Indonesia menentang keras langkah Carbon Conservation tersebut. Greenomics meminta Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk tidak membiarkan transaksi tersebut berlanjut.

Vanda mengaku sudah mengonfirmasikan hal ini kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Gubernur menegaskan, tak pernah mengeluarkan rekomendasi apa pun terkait operasi East Asia Minerals Corporation di Aceh. "Bahkan, Gubernur mengaku aneh, East Asia Minerals Corporation sekarang operasional," lanjut dia.

Tindakan Carbon Conservation juga dinilai sebagai pelecehan Undang-Undang 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Greenomics telah meminta Pemerintah Aceh segera mendesak Carbon Conservation membatalkan transaksi saham tersebut. "Kami juga telah sampaikan masalah Carbon Conservation ini kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah. Ketua DPRA dengan tegas menyatakan menolak transaksi saham antara Carbon Conservation dan East Asia Minerals Corporation yang melibatkan hutan Aceh tersebut," tandas dia.

Sabtu, 07 Mei 2011

Simpan Listrik dalam Udara Cair



Sistem Cryo Energy buatan Highview Power Storage bisa menyimpan listrik dalam bentuk udara cair.


Sebuah perusahaan asal Inggris mengembangkan teknik menyimpan energi yang dihasilkan dari pembangkit tenaga angin dan sinar matahari. Teknik itu menggunakan udara yang tersimpan dalam bentuk cair.

Sumber energi terbarui memiliki jangka waktu karena matahari tidak selalu menerangi suatu lokasi sepanjang waktu dan angin juga tidak selalu bertiup. Akan tetapi, listrik tetap dibutuhkan pada saat tiada sinar matahari atau angin.


Untuk menjawab masalah itulah, Highview Power Storage mengembangkan sebuah cara untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh angin dan sinar matahari agar dapat digunakan sebagai cadangan saat kedua elemen alam tersebut sedang tidak tersedia.


Sistem Cryo Energy milik perusahaan itu menggunakan kelebihan listrik untuk menyalakan mesin pendingin udara. Mesin tersebut menurunkan temperatur udara menjadi -196 derajat celsius sehingga udara menjadi cair. Cairan itu ditampung di dalam tangki terisolasi dengan tekanan rendah.


Saat permintaan listrik tinggi, udara cair itu dilepaskan ke sebuah tempat yang temperaturnya sedikit lebih hangat daripada -196 derajat celsius sehingga berubah menjadi gas, yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.


Sistem ini hanya mampu menghasilkan efisiensi sebesar 50 persen. Artinya, listrik yang dihasilkan hanya 50 persen dibandingkan listrik yang dipakai untuk sistem pendinginan. Efisiensi meningkat menjadi 70 persen ketika udara hangat digunakan. Menurut Highview Power Storage, efisiensi bisa semakin meningkat apabila sistem ini dipasang pada fasilitas yang memiliki pembuangan panas.


Sistem lain, yang dapat digunakan untuk menyimpan energi, menggunakan air. Kelebihan listrik dipakai untuk memompa air ke tempat penampungan yang posisinya tinggi. Ketika listrik dibutuhkan, air dialirkan ke bawah melewati bendungan dan memutar turbin. "Air pompaan ini lebih mahal dan tidak seportabel sistem CryoEnergy," tulis sebuah artikel di majalah Gizmag.


Cara lain untuk menyimpan energi adalah dengan baterai. Namun, biaya untuk penyimpanan itu adalah 4.000 dollar AS per kilowatt (KW). CryoEnergy hanya menelan biaya 1.000 dollar AS per KW.
Proyek CryoEnergy saat ini sudah berjalan di Skotlandia selama 9 bulan. Highview berencana membangun sistem berskala komersial dengan kapasitas 3,5 MW. Pada tahun 2014, mereka berencana membuat 8 MW sampai 10 MW.

Ganggang Mikro Dapat Membersihkan Limbah Nuklir

Closterium moniliferum, salah satu jenis ganggang mikro yang hidup di air tawar, memiliki potensi untuk membersihkan limbah nuklir yang larut dalam air. Potensi tersebut dipaparkan oleh ilmuwan Northwestern University di Evanston Illinois, Minna Krejci, dalam acara American Chemical Society di Anaheim, California.


Menurut Krejci, alga tersebut mampu membersihkan limbah Strontium-90, salah satu limbah nuklir paling berbahaya dan memiliki waktu paruh 30 tahun.Closterium moniliferum akan menyaring Strontium-90 dari air, mengakumulasi dalam bagian sel-nya yang disebut vakuola dan mengendapkannya dalam bentuk kristal.

Ada sekian tantangan untuk mewujudkan potensi itu. Pertama, limbah reaktor nuklir maupun material radioaktif yang tak sengaja keluar lebih kaya akan kalsium daripada strontium. Ini mempersulit akumulasi strobnsium ke sel alga tanpa harus mengakumulasikan klasiumnya. "Kita butuh metode pemilihan yang sangat selektif dan efisien," kata Krejci.

Kedua, sebenarnya alga ini lebih "cinta" pada Barium sehingga cenderung mengambil unsur tersebut daripada strontium. Tapi, karena strontium memiliki ukuran dan karakteristik antara barium dan kalsium, maka nantinya strontium juga akan terambil. Sementara, kalsium yang memiliki sifat lebih jauh dari unsur tersebut akan tertinggal atau tak terakumulasi.

Kini Kreijci sedang berupaya untuk mengetahui pembentukan kristal dan akumulasi strontium yang lebih selektif. Sejauh ini, telah diketahui bahwa alga tak pernah sengaja membawa strontium ke dalam sel. Kristal terbentuk karena tingginya konsentrasi sulfat dalam vakuola, menyebabkan barium dan strontium dengan kelarutannya yang rendah cepat mengendap.

Untuk mengoptimalkan akumulasi strontium, Kerijci punya beberapa alternatif. Limbah reaktor nuklir atau material radioaktif yang tak sengaja keluar bisa diperkaya dengan barium sehingga memacu alga untuk mengambil strontium pula. Menurut Kreijci, ini bukanlah hal sulit sebab hanya sedikit saja barium yang dibutuhkan.

Kemungkinan lain adalah merekayasa konsentrasi sulfat di lingkungan alga tumbuh sehingga akan mempengaruhi perubahan konsentrasi sulfat di dalam vakuola. "Sekali kita mengetahui bagaimana sel merespon kondisi ini, kita bisa berpikir dengan lebih elegan tentang cara memanipulasinya," papar Kreijci yang memublikasikan idenya di Jurnal Nature.

Hingga kini Kreijci belum mengetes ketahanan Closterium moniliferum di lingkungan radioaktif. Tapi, meski ketahanannya rendah, alga pasti bisa mengakumulasi strontium sebab prosesnya cuma memakan waktu singkat. "Hanya 30 menit hingga 1 jam untuk mengendapkan kristal. Jika tambahan dibutuhkan, mereka mudah untuk dikulturkan," kata Kreijci.

Gija Geme, ahli kimia dari University of Central Missouri mengatakan, "ini adalah hot topics." Menurutnya, kajian Krejci tentang pengakumulasian logam sangat signifikan dampaknya bagi lingkungan. Ia meminta Kreijci untuk tak terlalu lama meneliti mengapa alga mengakumulasi unsur tersebut sebelum mengetesnya langsung dalam membersihkan limbah radioaktif

Wow Mikroorganisme Lokal Bikin Petani Mandiri

Sebuah teknologi dari masa lalu yang terlupakan kini digali kembali. Penyubur tanaman memanfaatkan mikrobioorganisme lokal menjadi harapan menuju pertanian ramah lingkungan dan mandiri, bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi.

Delapan bulan terakhir, 42 petani Desa Embawang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, tak lagi menggunakan pupuk atau obat-obatan kimia. Mereka hanya menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos untuk menjaga kesuburan sawah mereka.
Hasilnya, panen beras awal tahun ini melimpah. Tiap hektar sawah rata-rata menghasilkan 6-10 ton beras. Panen itu jauh lebih besar dibandingkan hasil sawah yang diberi pupuk dan obat kimia yang 4,1-5,2 ton per hektar. Beras organik yang dihasilkan juga dihargai lebih.

"Beras kami dihargai Rp 10.000-Rp 15.000 per kilogram karena kualitasnya lebih bagus, lebih wangi, dan lebih tahan lama. Adapun beras biasa Rp 7.000 per kg. Baru sekali ini kami dapat panen sebaik ini," kata Maman Suherman (50), petani Desa Embawang yang juga Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan (BP3K) Pandan Enim, Muara Enim, akhir Maret lalu.

Maman menuturkan, para petani Desa Embawang mulai mempelajari MOL dan kompos yang diterapkan dalam metode pertanian system of rice intensification (SRI) Agustus 2010 melalui pelatihan yang diselenggarakan perusahaan minyak dan gas Medco. Praktik dimulai pada musim tanam terakhir 2010.
Sejak itu, mereka tak lagi dipusingkan kelangkaan atau tingginya harga pupuk atau obat- obatan kimia. Yang mereka gunakan kini adalah larutan hasil fermentasi berbagai bahan organik yang sarat dengan mikroorganisme lokal. Bahan organik yang mereka gunakan beragam, mulai dari buah-buahan busuk, sampah organik rumah tangga, bonggol pisang, tunas bambu (rebung), sampai urine ternak yang difermentasi dalam air cucian beras dan air kelapa.

Maman menuturkan, petani harus bekerja lebih keras untuk membuat dan mengangkut sekitar 7 ton pupuk kompos untuk tiap hektar sawah dalam satu masa tanam.
Tiga komponen utama membuat pupuk MOL adalah karbohidrat, gula, dan sumber mikroorganisme. Karbohidrat yang lazim adalah air cucian beras. Glukosa diperoleh dari air kelapa atau larutan gula.
Karbohidrat dan glukosa diperlukan sebagai media mikroorganisme. Adapun mikroorganisme alias makhluk tak kasatmata itu diperoleh dari buah- buahan, sayuran, tunas bambu (rebung), bonggol pisang, keong emas, atau urine ternak.

Ipli, salah satu petani Desa Embawang, menjelaskan, bahan-bahan itu dicampur menjadi satu dan ditutup rapat dengan kertas selama tujuh hari. Proses ini merupakan proses fermentasi guna membiakkan mikroorganisme.

Setelah tujuh hari, dihasilkan larutan keruh dan beraroma menyengat yang sudah bisa digunakan. Untuk mengawetkan dan menghilangkan aroma menyengat, petani Embawang melakukan proses anaerob, yaitu wadah MOL yang tertutup dihubungkan dengan selang ke wadah tertutup lain berisi air selama sepekan. Hasilnya adalah larutan MOL yang lebih bening dan aroma lebih baik. MOL disemprotkan ke tanaman ataupun tanah di sekitar tanaman.

Pabrik nutrisi
Peneliti pertanian organik yang juga pengajar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, Mubiar Purwasasmita, mengatakan, larutan MOL adalah pabrik nutrisi. "Jika ditakar, nutrisi dalam MOL tak seberapa. Namun, mikroorganisme dalam MOL akan menghasilkan nutrisi bagi tanaman terus-menerus," katanya.

Menurut Mubiar, dalam larutan MOL umumnya ada tiga jenis bakteri dan jamur. Larutan MOL sampah dapur, misalnya, mengandung Bacillus sp, Saccharomyces sp, Azospirillum sp, dan Azotobacter sp.Selain itu, bisa mengandung Pseudomonas sp, Aspergillus sp, dan Lactobacillus sp.
Kombinasi mikroorganisme bisa berbeda tergantung bahan serta lokasi pembuatan. Jenis mikroorganismenya merupakan mikroorganisme lokal.

Setiap jenis larutan MOL mempunyai fungsi khusus. MOL buah-buahan untuk membuat bulir padi lebih berisi, MOL rebung untuk merangsang pertumbuhan tanaman.
Pengetahuan ini, kata Mubiar, diperoleh dari pengamatan petani, terutama petani di Jawa Barat, sebagai pengguna pertama MOL.

Teknologi lama
Meski sejumlah petani baru mengenalnya, kata Mubiar, teknologi MOL telah dikenal dan dipraktikkan petani Pulau Jawa pada masa lalu. Mubiar sempat menyaksikan orangtua dan petani di Garut mempunyai kolam di sekitar sawah ataupun ladang.

Di kolam, mereka membuang segala sampah organik dan urine ternak. Lama kelamaan kolam mirip kubangan lumpur. Zat itu lantas disiramkan ke tanaman.
Sayangnya, teknologi ini hilang perlahan-lahan, tergantikan penggunaan pupuk kimia yang semakin masif.

Menurut Mubiar, pada dasarnya larutan MOL dan kompos menyeimbangkan ekosistem alami tanah. Secara sederhana, kompos adalah pembentuk rongga-rongga di tanah yang berfungsi sebagai tempat hidup mikroorganisme, mengalirkan air, dan nutrisi. Adapun MOL adalah kumpulan mikroorganisme yang bertugas sebagai ”pekerja” pembuat nutrisi bagi tanaman.

Uniknya, Mubiar melanjutkan, nutrisi yang dihasilkan MOL juga dikendalikan tanaman. Ini berlangsung melalui mekanisme komunikasi lintas spesies yang cukup rumit dan melibatkan berbagai reaksi biokimia.
Secara sederhana, komunikasi ini berawal dari informasi yang tersimpan dalam getah ataupun cairan tanaman lain. Informasi ini berisi nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Ketika getah ataupun cairan jatuh ke tanah, informasi ditangkap mikroorganisme yang kemudian merespons dengan menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan.

"Dulu orang biasa melukai batang pohon mangga yang tidak pernah berbuah untuk mendorongnya berbuah. Cara ini cukup manjur meski orang-orang tidak tahu mekanismenya. Tetapi sebenarnya itulah yang terjadi, saat getah jatuh ke tanah, komunikasi terjadi," kata Mubiar.

Sistem yang saling mendukung ini tak tercipta pada penggunaan pupuk kimia. Mikroorganisme lenyap karena rongga tanah tak terbentuk. Tanah menjadi padat dan keras, kesetimbangan ekosistem sawah dan ladang pun rusak. Karena itu, tanaman yang dipupuk secara kimiawi akan sangat tergantung dari asupan pupuk karena di tanah tak lagi tersedia nutrisi. Alam pun menjadi kurang bersahabat saat kesetimbangannya tak dijaga.